author-pic

Ferry S

An ISTJ, Type 5, Engineer, Gamer, and Thriller-Movies-Lover
Nasihat Bijak untuk Software Engineer (The Power of Words)
Mon. Nov 23rd, 2020 11:00 AM7 mins read
Nasihat Bijak untuk Software Engineer (The Power of Words)
Source: Bing Image Creator - Quotes Thumbnail

Khusus postingan gabut ini, gw akan memposting kumpulan quotes atau kata-kata bijak yang pernah diberikan oleh beberapa orang dulu terhadap gw yang secara langsung maupun ga langsung ampuh mengubah mindset gw dan memotivasi gw. Nasihat-nasihat ini cukup berpengaruh terhadap karir gw hingga sekarang ini. The Power of Words. Berikut ini adalah kumpulan quotes yang mengiringi perjalanan karir gw:

Jangan takut, selama manusia masih butuh teknologi, anak IT ga bakal miskin kelaparan.

Dosen Teknik Informatika (2016)

Quotes pertama datang dari salah satu dosen muda di kampus gw yang sebenarnya kurang gw suka cara ngajarnya😅. Tapi gw sangat setuju dengan kalimat tersebut. Ini adalah quotes favorit gw. Quotes ini mampu meningkatkan kepercayaan diri gw saat itu akan masa depan yang lebih baik. Buktinya sudah banyak dan gw udah merasakannya sendiri. Berkarir di bidang IT merupakan bidang yang sangat seksi di era sekarang karena semuanya butuh teknologi. Mulai dari hal remeh temeh seperti kebutuhan sehari-hari hingga hal-hal yang kompleks meliputi dunia perbisnisan. Semuanya bergantung dengan teknologi. Anak IT lah yang berada di garda terdepan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Siapa sih jaman sekarang yang hidup tanpa teknologi? Hampir ga ada. Sampai kapan manusia butuh teknologi? Bisa dibilang selamanya, karena manusia itu tidak pernah puas dan jarang ada orang yang mau kembali memakai cara yang konvensional setelah beralih menggunakan teknologi. Makanya, rugi jika ada lulusan IT tapi memilih untuk tidak berkarir di bidang IT. Apalagi dengan makin maraknya Internet of Things lulusan IT akan selalu dibutuhkan. Karena permintaan tinggi, tentu dari segi bayaran jadi lebih baik. Anak fresh graduate aja ada yang dihargai 10jt-an di sebagian perusahaan. Ga harus jadi software engineer sih, bisa juga dengan jadi business analyst, product associate, quality assurance, sales engineer, UI/UX designer, atau mungkin bikin bisnis sendiri di bidang IT. Bahkan hingga sekarang pun Indonesia masih kekurangan tenaga IT, tentunya kesempatan makin besar bagi yang ingin berkarir di bidang ini. Bahkan kalau mau, bisa juga berkarir di negara lain, apalagi kerja remote di era sekarang bukan masalah besar. Meskipun begitu, bukan berarti pekerjaan di bidang ini jadi gampangan, tetap butuh skill juga. Proud to be Informatics Engineering Student🤩.


Jika memang punya passion di bidang IT, bekerjalah di perusahaan yang bisnis utamanya teknologi, kalian akan cepat berkembang di sana. Rugi jika kalian berkarir di perusahaan non-IT, apalagi masuk PNS, BUMN, atau perusahaan swasta lain sejenisnya.

Dosen Senior (2016)

Ya, quotes ini diucapkan oleh salah satu dosen senior di kampus gw yang padahal karyawan BUMN juga😂. Dia ga pernah mengajar di kelas gw, tapi dia ngomong gini sesaat sebelum internship waktu anak-anak lagi pada ngantri mengurus pendaftaran internship di Pos Indonesia. Dimana gw sempat kepikiran untuk ikut-ikutan teman-teman gw yang mendaftar masuk Pos Indonesia karena waktu itu gw sempat buntu ga tau mau internship di mana. Quotes tersebut mampu mengubah pandangan gw dan menjadikan gw seperti sekarang😇. Bayangkan jika seandainya gw lolos dan ditempatkan di sebuah daerah somewhere yang ga gw kenal. Apalagi gw orangnya lemot soal adaptasi sosial dengan lingkungan baru, mungkin bakal tersiksa lahir batin gw nantinya. Untung ada teman gw yang ngajak internship di sebuah perusahaan di dekat bandara Husein Sastranegara sebagai Programmer.


Lebih baik pelajari satu atau dua bahasa pemrograman dan fokus mendalaminya daripada mempelajari banyak bahasa tapi hanya dasarnya saja.

Anonym (2014)

Gw dapat quotes ini dari berbagai sumber. Gw ga ingat dapat dari siapa saja quotes ini, salah satunya dari dosen atau kakak senior kalau ga salah, terakhir ada yang ngomong di Facebook juga. Seingat gw pertama kali dapat quotes ini saat gw semester satu atau dua. Awalnya gw denial, menurut gw justru dengan banyaknya bahasa pemrograman yang gw mengerti, gw akan lebih jago, tinggal pilih mau kerja di mana saja. Saat kuliah gw bisa menggunakan 7 bahasa pemrograman: C, C++, PHP, JavaScript, VB, Java, dan C#😎. Saat itu gw cukup confident bakal gampang interview saat lulus nanti. Setelah lulus gw mulai nyoba interview satu-persatu. Hasilnya gw ditolak melulu🤣. Gw emang bisa menggunakan 7 bahasa pemrograman dan bisa bikin aplikasi CRUD menggunakan 7 bahasa tersebut plus menggunakan berbagai database, mulai dari MySQL, PostgreSQL, SQL Server hingga Oracle saat kuliah. Ternyata gw keliru. Masalahnya gw ga benar-benar menguasai 7 bahasa tersebut, hanya sekedar paham basic-nya saja, itu juga sebagiannya hanya copy paste dari stackoverflow🤣. Saat disuruh bikin palindrome pakai Java, gw ga tau cara memecah String menjadi char Array. Saat ditanya tentang fitur-fitur EcmaScript di JavaScript gw ga tau. Saat ditanya tentang cara convert JSON di PHP gw juga ga tau. Semuanya serba ga tahu😂. Alhasil gw nganggur hingga 9 bulan. Untung gw selalu belajar dari kesalahan. Setiap gagal interview, soalnya gw pelajari lagi saat pulang ke kosan buat gw review sendiri dan dijadikan pelajaran untuk interview selanjutnya hingga akhirnya gw diterima bekerja di sebuah perusahaan IT consultant. Gw pun kembali mendengar quotes ini di salah satu komentar di Facebook. Sejak saat itu gw setuju dengan quotes tersebut dan mulai memperbaiki diri.


Lebih worth it menguasai Java daripada PHP. Di Indonesia, engineer PHP udah banyak banget, sedangkan permintaan mulai menurun. Engineer Java di Indonesia masih sedikit, sedangkan permintaannya sedang banyak, bahkan permintaannya ga hanya di Indonesia saja, luar negeri juga.

Dosen Senior Teknik Informatika (2014)

Sama seperti quotes sebelumnya, gw juga awalnya denial😂. Gw pikir kalau banyak yang memakai PHP maka gw bisa belajar dengan siapa saja. Selain itu lebih gampang install PHP daripada install Java, tinggal download dan install XAMPP aja udah cukup, bahkan udah ada MySQL di dalamnya. Ga perlu setup macam-macam. Dari segi bahasa juga PHP lebih gampang dipelajari, bikin variable aja tinggal pakai $ langsung jadi. Mayoritas teman-teman gw juga pada make PHP. Setelah lulus kuliah dan gw sering gagal interview, gw mulai memutuskan untuk fokus di satu bahasa saja. Bahasa yang awalnya ingin gw fokus pelajari adalah PHP karena ini bahasa yang paling gw kenal diantara 7 bahasa lainnya. Gw masih aja sering gagal interview saat itu. Plus gw mengalami kendala saat mendalaminya karena dokumentasi PHP maupun framework Laravel yang gw gunakan saat itu ga mampu memberikan penerangan buat gw yang kala itu seperti belajar dari nol lagi. Apalagi saat minor update, mereka melakukan beberapa perombakan yang membuat aplikasi gw sebelumnya jadi ga jalan. Sempat ada member yang protes juga di komunitas Laravel. Tapi ada satu komentar yang bilang: "pelajari Java aja kalau mau dokumentasi yang lebih baik".

Setelah gw analisa, saat itu (2016-2017) lowongan dengan bahasa Java di JobStreet memang cukup banyak lowongannya, lebih sedikit saingannya, dan lebih tinggi bayarannya🤑. Gw lihat beberapa lowongan dengan bahasa PHP di JobStreet jumlah pelamarnya bisa ratusan bahkan ada ribuan, sedangkan yang diterima ga nyampe 10 orang. Lowongan-lowongan dengan bahasa Java jumlah pelamarnya hanya belasan, paling banyak sekitar 20-30an orang doang, otomatis saingan dikit. Ternyata benar apa yang diucapkan dosen gw dulu. Kemudian gw mulai fokus belajar Java secara otodidak dan prefer melamar di lowongan bahasa Java yang mau menerima fresh graduate tanpa pengalaman yang ga bisa Java. Point plus lainnya di Java, minor update hanya tentang bug fixing, jadi ga mengganggu aplikasi sebelumnya saat upgrade. Perombakan hanya terjadi saat major update, itu pun ga langsung dirombak, tapi dikasih tanda @Deprecated dulu sebelum benar-benar dirombak. Dokumentasi Java lebih baik daripada PHP. Ga tahu deh kalau sekarang PHP gimana.


Menjadi Engineer itu sama seperti Dokter. Kita harus siap untuk belajar seumur hidup karena disiplin keilmuan keduanya berkembang cepat mengikuti perkembangan zaman, beda dengan profesi lain pada umumnya.

Anonym (2017)

Gw lupa dapat darimana quotes ini, kayaknya sih dari internet, tapi gw lupa sumbernya. Motto gw di profil LinkedIn terinspirasi dari quotes ini. Gw sangat setuju karena memang keilmuan kedokteran dan keilmuan engineering itu perubahannya sangat cepat. Seorang dokter atau seorang engineer memang dituntut agar pengetahuannya selalu up to date. Sesuatu yang sekarang dianggap sangat canggih belum tentu dapat bertahan lama, bisa saja besok, minggu depan, bulan depan atau tahun depan sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Dulu pas gw kuliah Javascript itu untuk Front End doang, pas lulus juga bisa jadi Back End. Pas gw kuliah PHP itu masih procedural, pas lulus udah bisa OOP. Pemrograman Desktop dulu masih rame, sekarang semuanya udah web-based dan mobile-based. Semuanya berubah begitu cepat. Berbeda dengan profesi lainnya seperti guru sejarah, tiap tahun selalu mengajarkan hal yang sama hingga ada kejadian baru lagi yang dapat disebut sebagai sejarah baru. Profesi lainnya secara umum memang hanya berubah jika memang udah saatnya berubah, itu juga kalau mau.


Guru IT berbeda dengan guru santet. Guru santet ga bakal ngasih jurus andalannya kepada muridnya karena bisa saja itu digunakan untuk melawan gurunya. Sedangkan guru IT justru akan ngasih jurus andalannya kepada muridnya karena dengan begitu keilmuannya semakin terus berkembang lebih baik.

Dosen Teknik Informatika (2016)

Quotes ini gw dapat dari salah satu dosen killer di kampus. Senior-senior IT itu ga pelit ilmu, selama otak lu masih kuat aja mempelajarinya😁. Di perusahaan-perusahaan biasanya sering diadakan transfer knowledge atau sharing session jika ada hal baru yang dirasa berguna. Di internet juga banyak tutorial-tutorial gratis yang ngajarin berbagai hal, bahkan ga sedikit blog-blog yang ngasih tutorialnya benar-benar tanpa imbalan iklan atau apapun, contohnya blog ini😁. Aplikasi atau library open source bertebaran di mana-mana. Dalam dunia IT justru dengan berbagi itu keilmuan bisa terus berkembang. Ilmu yang sudah dibagikan tadi dapat dikembangkan lagi terus oleh orang yang mempelajarinya. Memang begitu konsepnya. Ga ada istilah takut orang yang diajari nanti akan lebih pintar dari yang mengajari. Justru jika orang yang diajari nantinya bisa lebih pintar, dia bisa membagikan pengetahuan barunya kembali, termasuk kepada orang yang mengajarinya dulu. Begitulah simbiosis mutualismenya.


Pekerjaan terbaik adalah hobby yang dibayar.

Anonym (2014)

Mungkin udah banyak yang dengar quotes ini. Quotes ini udah tersebar luas di berbagai sumber. Gw sangat setuju, pekerjaan terbaik adalah berasal dari passion. Waktu kecil dulu, cita-cita berdasarkan hobby disebut hal bodoh, karena cita-cita dan hobby dianggap dua hal berbeda. Biasanya yang disebut cita-cita itu dulu hanya seperti dokter, pilot, tentara, dll. Maklum sih, jaman dulu memang masih tradisional. Padahal cita-cita dan hobby itu merupakan dua hal yang luar biasa jika dilakukan secara bersamaan. Apalagi di zaman modern sekarang, apa aja bisa diduitin, jadi gamer atau youtuber aja bisa menghasilkan duit. Orang yang bekerja sesuai passion akan lebih menikmati pekerjaannya daripada orang yang bekerja hanya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi bekerja itu artinya kita meluangkan sebagian besar waktu produktif kita dalam sehari kurang lebih 9 jam. Bekerja sesuai passion tentu lebih menyenangkan karena rasanya seperti bukan bekerja, tapi sama seperti melakukan aktivitas biasanya, less stress. Seperti penyanyi yang menikmati lagunya, aktor yang menghayati perannya, pilot yang mencintai petualangannya, dokter yang menyukai analisanya, atau insinyur yang mengagumi penemuannya.


The more you know, the more you realize you don't know

David T. Freeman

Sebenarnya ini general, ga spesifik untuk software engineer doang. Semakin banyak kita belajar, semakin kita sadar bahwa apa yang kita pahami itu masih belum apa-apanya. Di satu waktu kita ngerasa keren banget selesai mempelajari sesuatu. Tapi di lain sisi ketika kita semakin mendalaminya, ternyata masih banyak hal yang harus kita pelajari lagi. Kita jadi sadar, apa yang kita ketahui sebelumnya itu masih jauh. Hal semacam ini sering dirasakan oleh fresh graduate atau junior yang baru belajar beberapa hal langsung over confident.


Segini dulu aja. Nanti kalau masih ada gw tambahin lagi😉.